Jakarta, PULBAKET – Hari Santri sejak di tetapkan Presiden Jokowi pada 2015 di peringati oleh banyak pihak.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Peringatan Hari Santri yang di selenggarakan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Kemenkopolhukam) pada, Jumat, 21 Oktober 2022.
Peringatan kali ini di selenggarakan dalam bentuk Halaqah Kebangsaan dengan tema “Ideologi Negara, Ideologi Santri”.
Hadir membuka Halaqah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan bahwa peran serta kiprah santri sangat di akui oleh negara. Salah satu bentuk pengakuan atas kiprah santri yang di lakukan bahkan sejak sebelum Indonesia merdeka.
“Alhamdulillah, memang peran santri di Indonesia ini di akui oleh negara. Yaitu dengan di tetapkannya Hari Santri. Santri terus berkiprah, bahkan sejak sebelum kemerdekaan,” kata Wapres.
Wapres menuturkan, peran santri tidak hanya sampai mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Tetapi santri juga terlibat dalam menyusun konstitusi negara.
“Santri terus berkiprah hingga hari ini dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Dan mengisi pembangunan menuju Indonesia maju,” ungkap Wapres.
Menurutnya, terdapat tiga doktrin yang di pegang teguh oleh santri. Sehingga dapat terus berperan dalam sejarah bangsa Indonesia.
Pertama, hubbul wathan minal iman. Cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Karena itu santri siap melakukan apa saja untuk membela, memperjuangkan. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Ini karena hubbul wathan minal iman terus di tanamkan. Itu saya kira yang membuat santri siap. Bahkan mengorbankan nyawanya untuk bangsa dan negara,” ujar Wapres.
Kedua, masih menurut Wapres, adalah hifdzul mitsaq, menjaga kesepakatan. Slogan NKRI yang tertuang dalam Mars Hari Santri artinya adalah memegang teguh kesepakatan dan menolak kesepakatan lain.
Ketiga, semangat memakmurkan bumi. Ini adalah perintah Allah. Terutama oleh karena jabatan manusia sebagai khalifah fil ardh. Untuk mengemban tugas itu, butuh ilmu pengetahuan. Maka santri harus dan wajib semangat menuntut ilmu.
“Santri bertugas melakukan perbaikan-perbaikan. Langkah santri bukan untuk kedudukan tapi untuk melakukan perbaikan. Oleh karena itu, santri siap untuk menerima tugas apapun itu ketika dipercaya untuk berkiprah,” kata Wapres.
Halaqah Kebangsaan ini juga turut di hadiri Menko Polhukam Mahfudz MD, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, para Gubernur, Walikota, Alim Ulama, Habaib, serta para santri.
Peringatan kali ini juga di isi dengan pembacaan shalawat. Yang di ikuti oleh Wapres, para Menteri, Pejabat Negara lainnya, serta para santri.