Eks Pekerja Sirkus Lapor Pelanggaran HAM, Pendiri OCI Mengelak

Hak Asasi Manusia

Eks Pekerja Sirkus Laporkan Pelanggaran HAM, Pendiri OCI Membantah

 

PULBAKET, Jakarta | Sejumlah eks pekerja sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) melaporkan dugaan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) kepada Kementerian HAM. Tindak kekerasan, perbudakan, dan eksploitasi anak yang diduga dilakukan oleh para pemilik OCI dan Taman Safari Indonesia telah terjadi sejak tahun 1970-an.

Dari delapan orang perwakilan eks pekerja sirkus selaku korban yang hadir, sebagian besar berusia paruh baya. Mereka menceritakan kronologi dugaan eksploitasi saat dipekerjakan sejak masih anak-anak. Mereka mengaku menerima berbagai bentuk penyiksaan, seperti dipukul, disetrum, dipisahkan dari anaknya, dipaksa bekerja dalam kondisi kurang sehat, hingga dipaksa makan kotoran hewan.

Eks pekerja sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) menceritakan kisah pilu selama puluhan tahun menjadi pemain sirkus di Taman Safari Indonesia. Mereka menyampaikan itu saat beraudiensi dengan Wakil Menteri HAM Mugiyanto, di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa (15/4).

Mereka mengadukan terkait dugaan tindakan kekerasan yang mereka alami sejak tahun 1970-an silam. Seusai audiensi, cerita itu kemudian diunggah oleh Mugiyanto di akun Instagram pribadinya, @mugiyanto.official, pada Rabu (16/4).

Salah satu pemain sirkus, Butet, bercerita pernah mendapatkan perlakuan kasar selama menjadi pemain sirkus. Bahkan, ia mengaku pernah dijejali kotoran gajah.

“Sempat saya sampai dirantai kaki pakai rantai gajah yang besar itu. Pernah juga di dalam situ dijulurin kotoran gajah,” kata Butet dikutip dari tayangan video yang diunggah Mugiyanto, Rabu (16/4).

Kekerasan juga sempat dirasakan oleh Fifi. Selama bekerja di lingkungan sirkus, mengalami kekerasan. Di hadapan Mugiyanto, cerita itu disampaikan sambil menitikkan air mata.

“Saya disetrumin, Pak, di badan saya, kelamin saya disetrumin. Sampai saya jatuh lemas, akhirnya dipasung, Pak, selama dua minggu,” ungkapnya sambil menyeka air matanya.

Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampau Membantah

Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampau, angkat bicara terkait adanya dugaan kekerasan yang diungkap para mantan pemain sirkusnya. Ia mengeklaim, tudingan yang disampaikan itu tidak benar.

Baca Berita Lain  HUT RTHS ke-9 dan RAPI ke- 42, Pengurus-Anggota Galang Dana Pembangunan Rumah RAPI

Rata-rata para pemain sirkus itu mengaku mengalami kekerasan berupa pemukulan. Tony menjelaskan, hal ini dilakukan hanya semata sebagai tindakan disiplin.

“Enggak, enggak benar (ada penyiksaan). Kalau pemukulan biasa itu ada aja. Tapi kalau dengan alat, dengan besi, enggak mungkin lah. Kalau pakai itu kelihatan orangnya pasti udah cedera,” ujar Tony kepada wartawan di Jakarta Selatan, Kamis (17/4).

Tony mengungkapkan, tindakan pemukulan yang dilakukan hanya menggunakan rotan. Itu, menurutnya, masih dalam batas wajar. Sebab, pendisiplinan pemain sirkus penting menurut dia.

“Itu biasa, kalau dulu saya enggak aneh. Tapi kalau anak-anak itu latihannya malas, tidak mau keluar tenaga, kalau pakai rotan itu mah biasa,” ungkap dia.

“Saya pikir sama dengan kita melatih senam, melatih olahraga, melatih bela diri, apa sama itu? Kalau kita salah, pasti gurunya akan koreksi dengan keras ya. Karena itu akibatnya mencelakakan diri sendiri, dalam salto atau apa, kalau salah kan bahaya. Jadi memang harus tertib,” tambahnya.

Tony juga membantah pernah menyetrum Fifi, salah satu mantan pemain sirkusnya. Dia mengeklaim, bila itu benar terjadi, Fifi tak mungkin masih hidup.

“Kalau setrum, kan, enggak mungkinlah orangnya masih hidup, ya. Kalau disetrum pasti sudah out, ya,” kata Tony.

Dia bahkan bingung dengan pernyataan yang dilontarkan Fifi. “Saya lagi bingung ini nyetrumnya pakai apa,” ujarnya.

Tony menganggap, pengakuan Fifi ini hanya bualan belaka. Ia menuding ada tujuan terselubung di balik pengakuan tersebut.

“Oh iya pastilah (bohong), ini kan untuk membuat sensasi, ya. Kalau setrum mau pakai setrum apa? Kalau kita setrum pakai setrum rumah pasti nempel, bagaimana lepasnya lagi,” ucap Tony.

Dalam kesempatan itu, Tony juga menjelaskan soal tudingan mengurung pemain sirkus lainnya, Butet. Dia mengungkapkan, selama menjadi pemain sirkus, Butet dianggap ‘liar’.

Baca Berita Lain  Ketua Parlemen Republik Timor Leste ke DPR, Puan: Pentingnya 'Bilateral Investment Treaty'

“Kalau itu saya tahu betul, karena Butet itu orangnya liar. Liar, kalau malem suka hilang, keluar, gitu ya. Tapi banyak orang menyatakan dia keluar cari apalah, cari hiburan ke luar,” beber Tony.

Hingga akhirnya, karena sering keluar malam, Butet hamil di luar nikah. Karena tengah mengandung, Butet kemudian tak diajak lagi pentas sirkus. Tony kemudian menempatkan Butet di rumahnya. Butet dirawat oleh ibunda Tony.

“Kalau sebagai orang tua, kalau sebagai ibu, saya pikir pasti kalau dia punya rasa cinta pasti ditutup pintunya, dikunci, nggak boleh keluar dari rumah. Kalau kita masa bodo ya kita biarin aja, keluar terserah kamulah. Kan itu namanya tidak baik ya, orang tua itu pasti menjaga supaya anak-anak ini tidak keluar, tapi memang sifatnya seperti itu ya,” papar Tony.

Tony mengakui pihaknya memang tak memberi gaji ke para pemain sirkus. Meski tidak ada gaji, mereka diberikan jaminan kesehatan dan uang saku.

“Ya, kalau sudah di OCI kan sudah kayak keluarga besar. Kalau sakit pasti berobat, enggak pernah bilang enggak ada uang. Semua itu sudah terjamin. Pakaian, terus uang saku,” ujar Tony.

Tony menyebut, memang tidak ada sistem gaji di OCI. Namun, pemenuhan kebutuhan dasar seperti pakaian dan makanan tetap dilakukan.

“Tiap minggu juga dikasih (uang saku). Memang itu tidak diberi gaji, ya. Kita kan dulu juga enggak terima gaji, sama. Masih anak-anak masa terima gaji gitu ya. Tapi uang saku untuk belanja, untuk segala macam, itu selalu ada, enggak mungkin gak ada,” ucap dia.

Oriental Circus Indonesia (OCI) Tak Ada Kaitan dengan Taman Safari

Tony menyatakan kelompok sirkus yang didirikannya tidak berkaitan dengan Taman Safari Indonesia. Dia membantah anggapan OCI merupakan cikal bakal Taman Safari Indonesia.

Baca Berita Lain  Bank Jabar dan Rumah Ridwan Kamil Diperiksa oleh KPK

“Hubungan legal nggak ada, hubungan uang nggak ada, nggak ada sumber masuk dari OCI ke Safari nggak ada. Nggak ada ide orang OCI bangun Taman Safari, nggak ada,” kata Tony kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (17/4)

Asal-Usul Mantan Pemain OCI
Tony mengungkapkan para mantan pemain sirkus itu diambil dari salah satu panti asuhan di daerah Kalijodo, Jakarta Utara. Orang tua Tony kerap berbagi dengan anak-anak di panti asuhan tersebut.

“Waktu saya tanya (ke orang tua), ‘ini anak dari mana?’, katanya anak dari panti asuhan. ‘Panti asuhannya di mana?’, ‘di daerah dekat Kalijodo’. ‘Kenapa diambil?’, dia bilang ‘saya suka sumbang, sumbang uang untuk panti asuhan’,” kata Tony kepada wartawan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (17/4).

Tony mengungkapkan anak-anak tersebut diambil sejak usia dini dan dibesarkan oleh keluarganya. Setelah bertumbuh kembang, mereka akhirnya dilatih untuk menjadi pemain sirkus.

“Jadi dari bayi gitu kan tumbuh lama, dibesarkan sampai usia 6-7 tahun baru kita bawa dia ke sirkus, dan kita latih gitu ya,” tuturnya.

Tony mengakui, memang identitas para anak-anak yang menjadi pemain sirkus itu tidak jelas. Sebab menurut dia, di panti asuhan tersebut kebanyakan merupakan hasil hubungan gelap.